Lesung

Lesung !, siapa kamu ?, darimana kamu berasal?, apa yang menarik darimu?apa hubunganmu dengan perempuan. Pertanyaan demi pertanyaan menyeruak dalam rongga dadaku yang semakin sesak saja, penuh dengan berbagai pertanyaan persoalan dan persoalan pertanyaan, yang kian hari banyak tidak terjawab dan kalaupun terjawab, kembali, menyesakkan rongga dada. Ketika pertama kali berjumpa, aku menatapmu lekat- lekat, aku hanya bisa berdesah, sosokmu memang sederhana, tanpa make up, tanpa lipstick. Kamu begitu polos, tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhmu, auratmu. Sebegitu polosnya, sehingga aku pun bisa berlama –lama berimajinasi denganmu. Berimajinasi liar, seandainya kamu sosok hidup, kamu akan berjalan berlenggak lenggok, menari bak penari malam di kafe-kafe tanpa sehelai benangpun menutupi, dan imajinasi-imajinasi lain . Tapi, aku kembali tersadar, kutatap guratan-guratan tubuhmu, menjelaskanku seolah –olah engkau memang sosok yang lama menjalani proses hidup, dan menunjukkanku tentang kematanganmu dalam bersikap . Dan, diammu adalah bukti kedewasaanmu . Bentuk lesungmu seperti bulan separuh, setengah bundar, menjawab teka-teki bahwa engkau memang identik dengan sosok perempuan, terutama dikatakan seperti salah satu bagian tubuhnya yaitu pipi yang berlesung pipit . Dan, seolah meyakinkanku akan fenomena tersebut, kebanyakan para penggunamu adalah sosok perempuan. Konon, kamu dilahirkan dari sebuah budaya primitive, untuk menjelaskan budaya yang masih menggunakan alat – alat untuk menyambung hidup secara sederhana, untuk menggunakanmu harus dengan tangan dan dalam waktu yang lama, sungguh menjemukan! demikian komentar orang modern – orang yang bilang kamu primitif, konservatif, kuno-, aku tidak tahu atas dasar apa kekunan yang di maksud.. kamu - dalam kebudayaan itu- difungsikan untuk menumpuk makanan pokok banyak manusia di jawa, padi. Setiap kali kamu di pakai, sungguh seolah-seolah aku melihat terjadinya ekploitasi, seperti cerita zaman kolonial dahulu , kamu tidak diberi kesempatan untuk berkata tidak apalagi berteriak, dengan semena-mena kamu di perlakukan secara menyakitkan, untuk di pukul, di hantam berulang-ulang, seperti serdadu kompeni yang memukuli para pekerja rodi .Tapi, untungnya kamu memang ditakdirkan untuk memberi`manfaat` dengan cara demikian. Sesungguhnya, aku melihat, kamu memberi pelajaran hidup yang berharga bagiku. Ketika kamu diam menujukkan sikap pasrahmu pada sang pemukul, mengingatkanku akan perlunya seorang hamba yang seyogyanya pasrah kepada Sang kholiq -penciptanya-. Pasrah atas segala keputusannya. Kehadiranmu di cari para kolektor seni barang kuna, kehadiranmu seakan – akan menjadi repesentasi sebuah kebudayaan timur, sebuah kebudayaan adiluhung, yang sudah dilupakan banyak orang, termasuk orang timur sendiri . Wallahu a`lam Ciganjur, di hari ketiga tahun baru, 2006, dan masih di bulan lama, januari, di waktu o6.55

Comments

  1. link 12bet casino login【Vie Casino
    【Link 12Bet Casino 12bet Login】⚡【Link 1xbet korean 12Bet Casino Login】⚡,Url:⚡【Link 12Bet Casino Login】⚡,Url:⚡,Url:⚡【Link 12Bet Casino Login】⚡,Url:⚡,Url:⚡, 메리트카지노

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI

Studi kasus : Konsep pesantren Abdurahman Wahid Di Era Orde Baru Dan Reformasi